Persaingan operator penyedia jasa teknologi di Indonesia sudah banyak yang berkembang sesuai dengan perubahan jaman pada saat ini. Disini saya akan bahas tentang salah satu perusahaan Smartfen. “Kenapa 4G LTE? Smartfren Juaranya”. Menurut data yang saya ambil dari www.indotelko.com . Pengujian dilakukan di kota Yogyakarta, Pengujian jaringan di Stasiun Tugu ini mereka fokuskan pada jaringan 4G. Ada 3 operator yang sudah memberikan layanan 4G di kota Gudeg ini. Ketiga operator tersebut antara lain Indosat, Smartfren dan Telkomsel. Operator lainnya yakni XL dan Tri belum memberikan layanan broadband tersebut. Sehingga kedua operator ini tidak bisa mereka bandingkan kemampuan jaringannya dengan operator yang sudah 4G.
Operator XL yang kami “kawinkan” dengan ponsel Sony Xperia Z3
yang sudah berjaringan 4G, pada indikator sinyalnya sanggup menangkap
jaringan HSPA+. XL mampu mencapai kecepatan akses data hingga 10
Mbps. Sedangkan operator Tri masih seperti Mei lalu, kesulitan untuk
memberikan respon jaringan dengan dua software uji yang mereka pakai yakni
Sensorly dan SpeedTes.
Karena Smartfren
menggunakan teknologi 4G LTE jenis Time Division Duplex (TDD) yang berada di
frekuensi 2.300 Mhz dengan pita lebar 20+10 Mhz. Hal ini menunjukkan
bahwa Smartfren memiliki kapasitas yang lebih besar dan memiliki kecepatan yang
juga lebih besar dibanding 4G biasa yang berjalan di frekuensi 1.800 Mhz yang
di terapkan oleh operator 4G lainnya
Dan menurut Menteri
Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, beliau berkata “Secara
alokasi frekuensi Smartfren kompetitif. Belum lagi tempaan selama ini bermain
dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) yang harus membangun ekosistem.
Kalau bicara transformasi menjadi Digital Company, Smartfren paling siap,”
Menurutnya,
Smartfren juga memiliki keuntungan tak menanggung layanan legacy (CDMA) terlalu
berat layaknya pemain GSM dimana pengguna 2G masih harus dilayani. “Mereka bisa
langsung gas penuh ke 4G. Apalagi pelanggan CDMA-nya sudah biasa main data,”
katanya.
Efesiensi merupakan syarat atau ukuran pelaksanaan
kerja yang paling tepat sehingga O&M sebagai bantuan teknis dan praktis
dalam pelaksanaan fungsi manajemen bisa berjalan lancar yaitu pemaksimalan
manfaat sumber-sumber yang dimiliki.
Syarat-syarat
tercapainya efisiensi:
Berhasil Guna (Efektif)
Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti
target tercapai sesuai waktu yang ditetapkan tanpa mengabaikan kualitas [Smartfren meluncurkan 4G LTE pertama kali]. Disini saya
melihat Smartfren telah menunjukkan kinerja yang efektif yang tiap tahunnya
meningkat. Ikhtisar Keuangan dan Operasional pada Smartfren ini tiap tahunnya
meningkat. Disini saya mengambil data Smartfren pada tahun 2014, 2013, 2012.
Coba perhatikan gambar dibawah ini
Dan ikhtisar
laba rugi pada smartfren juga dari tahun 2012, 2013, 2014 semakin menurun.
Lihat gambar dibawah ini
Ekonomis
Dalam usaha
pencapaian efektif maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu,
ruangan dan lain-lain telah digunakan dengan tepat sesuai dengan perencanaan
sehingga tidak terjadi pemborosan, penyelewengan dan korupsi.
Pelaksanaan
kerja dapat dipertanggungjawabkan
Untuk
membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja benar-benar di buat se objektif mungkin,
mencerminkan fakta sesusungguhnya, dengan membuat report-report sebagai bukti
pengeluaran pengeluaran yang telah dilakukan. Gambar dibawah ini merupakan surat pernyataan direksi tentang tanggung jawab atas laporan keuangan Smartfren.
Gambar dibawah ini merupakan hasil yang telah dicapai smartfren per-bulannya
Dan gambar dibawah ini menunjukkan presentase kehadiran pada karyawan smartfren. Kehadiran juga sangat penting untuk di pertanggungjawabkan dan supaya perusahaan semakin hari semakin berkembang lebih baik lagi,
Sumber :
PT Smartfren Telecom Tbk (2016) [Online]
Available From : http:/www.smartfren.com/id/ [Accessed 28th Januari 2016]
2014 - Smartfren (PDF)
[Accessed 28th Januari 2016]
[Accessed 28th Januari 2016]